Selidiki Dahulu 3 Hal Berikut Ini dalam Budaya Perusahaan Sebelum Memilih Pekerjaan Anda
Sejumlah godaan untuk pindah kerja mungkin Anda temui hampir tiap waktu, apalagi daya tarik perusahaan lain kini makin mudah terlihat dari exposure media dan sosial media di sekeliling kita. Faktor dari luar kantor seperti salary yang menggiurkan, promosi yang menjanjikan menjadi salah satu alasan kita untuk segera mencari tempat kerja yang tepat, namun bagaimana bila rangsangannya itu datang langsung ke kita?
Beberapa perusahaan tak jarang merekrut pegawainya secara terang-terangan dengan membidik langsung targetnya, biasanya sebelumnya perusahaan memantau kandidat dari profil social network seperti LinkedIn atau Facebook.
Seperti dituangkan di HBR (Harvard Business Review) Blog Network di kolom Bill Barnett, saat Anda menerima tawaran pekerjaan di tempat lain, sebaiknya hal pertama yang Anda lakukan adalah menyelidiki budaya perusahaan itu sebelum Anda menerima posisi pekerjaannya.
Barnett menceritakan langkah yang dilakukan Sean (nama samaran) yang baru-baru ini mengalami hal serupa, ia dikejar sebuah perusahaan Fortune 500 untuk menjadi CAO (Chief Administrative Officer) pertama di perusahaan itu. Sean lolos kualifikasi karena kemampuannya yang baik dan berhasil bersaing dengan kandidat yang lain. Namun tidak buru-buru, setelah peluang itu datang, Sean memutuskan untuk mengunjungi kembali perusahaan itu sebelum ia membuat keputusan. Berdasarkan pengalamannya bekerja, budaya perusahaan merupakan hal yang signifikan untuk dicari tahu, karena nantinya akan menjadi lingkungan sehari-hari kita saat bekerja. Proses pra-kerja itu dimanfaatkan Sean untuk mengenal apakah perusahaan itu mempunyai budaya yang dicari Sean.
Beberapa perusahaan tak jarang merekrut pegawainya secara terang-terangan dengan membidik langsung targetnya, biasanya sebelumnya perusahaan memantau kandidat dari profil social network seperti LinkedIn atau Facebook.
Seperti dituangkan di HBR (Harvard Business Review) Blog Network di kolom Bill Barnett, saat Anda menerima tawaran pekerjaan di tempat lain, sebaiknya hal pertama yang Anda lakukan adalah menyelidiki budaya perusahaan itu sebelum Anda menerima posisi pekerjaannya.
Barnett menceritakan langkah yang dilakukan Sean (nama samaran) yang baru-baru ini mengalami hal serupa, ia dikejar sebuah perusahaan Fortune 500 untuk menjadi CAO (Chief Administrative Officer) pertama di perusahaan itu. Sean lolos kualifikasi karena kemampuannya yang baik dan berhasil bersaing dengan kandidat yang lain. Namun tidak buru-buru, setelah peluang itu datang, Sean memutuskan untuk mengunjungi kembali perusahaan itu sebelum ia membuat keputusan. Berdasarkan pengalamannya bekerja, budaya perusahaan merupakan hal yang signifikan untuk dicari tahu, karena nantinya akan menjadi lingkungan sehari-hari kita saat bekerja. Proses pra-kerja itu dimanfaatkan Sean untuk mengenal apakah perusahaan itu mempunyai budaya yang dicari Sean.
Lalu apa keputusan Sean akhirnya? Ia menolak pekerjaan itu, menurutnya berdasarkan pantauannya Sean khawatir posisi CAO yang pertama kali ia emban akan memakan waktu lama dalam hal bersosialisasi dengan karyawan. Darimana hal itu ia ketahui? Sean menanyakan beberapa pertanyaan kepada karyawan, di antaranya, Apa yang membuat Anda excited dalam bekerja? Hal apa yang membuat Anda bangga? Siapa teman dekat Anda di kantor? Dan bagaimana fungsi kelompok kerja selama ini? Dari sana, Sean mempelajari bahwa perusahaan itu terbiasa menjadikan atasan sebagai “pahlawan”, dan sebagai CAO pertama, lingkungan akan memandang hasilnya berdasarkan bottom-line komitmen saja. Untuk itu, Sean tidak yakin dirinya akan benar-benar diterima di perusahaan itu, jika prasangka itu salah, menurutnya buat apa ia mengambil resiko?
Ketidakcocokan budaya kerja ini seharusnya menjadi tolak ukur karyawan saat ingin bekerja di tempat yang baru, sayangnya hal ini kadang luput saat tawaran fasilitas atau reward dijanjikan perekrut secara gamblang kepada kandidat.
Sebelum memutuskan pekerjaan baru, ada 3 pertimbangan yang bisa Anda pakai untuk membimbing Anda:
1. What Should I Learn?
Memahami tujuan organisasi, bukan hanya tentang apa yang dilakukan perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan mengambil keputusan dan bisa membuat bangga karyawannya. Pelajari bagaimana organisasi beroperasi. Hal ini sangat berpengaruh kepada kinerja kita nantinya, seperti mengetahui kekuatan tim perusahaan, kualitas SDM nya, bagaimana cara mereka berkomunikasi dan masalah etika. Untuk masalah etika, tidak ada standard mutlak apa yang terbaik dalam budaya organisasi. Tujuan yang berbeda dan struktur organisasi menentukan sisi menarik dari perusahaan tidak sama. Yang terpenting, dengan mengetahui budaya organisasi, kita menjadi tahu apa yang dibutuhkan perusahaan dari kemampuan kita.
2. How Should I Learn?
Baca semua hal yang bisa Anda temukan tentang lembaga tersebut, sebaiknya Anda menyertakan sisi kritis ketika membacanya. Lembaga memiliki visi formal, yang sering disebut sebagai topik budaya perusahaan. Saat fase wawancara, sebenarnya Anda mempunyai peluang untuk mengetahui budaya orang-orang dalam berorganisasi. Namun hal itu belum bisa menjadi tolak ukur, karena pengalaman bekerja tiap-tiap orang berbeda, dan mempengaruhi tindak tanduknya.
3. When Should I Learn?
Sulit untuk belajar tentang budaya perusahaan pada tahap awal pencarian Anda. Tapi kesan pada saat Anda wawancara bisa menjadi awal pengenalan organisasi baru tersebut. Budaya kerja merupakan masa depan perusahaan itu sendiri, sehingga Anda mempunyai tugas belajar lebih cepat untuk mengetahui tentang organisasi, apa saja perspektif atau acuan atasan Anda dan cari tahu cara agar dapat berhasil di sana. Seharusnya budaya ini dapat menjadi pencerahan yang positif bagi sinergi perusahaan. Sekarang, apakah budaya berperan besar untuk pencarian pekerjaan Anda? Cari tahu sebelum Anda membuat keputusan.
Ketidakcocokan budaya kerja ini seharusnya menjadi tolak ukur karyawan saat ingin bekerja di tempat yang baru, sayangnya hal ini kadang luput saat tawaran fasilitas atau reward dijanjikan perekrut secara gamblang kepada kandidat.
Sebelum memutuskan pekerjaan baru, ada 3 pertimbangan yang bisa Anda pakai untuk membimbing Anda:
1. What Should I Learn?
Memahami tujuan organisasi, bukan hanya tentang apa yang dilakukan perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan mengambil keputusan dan bisa membuat bangga karyawannya. Pelajari bagaimana organisasi beroperasi. Hal ini sangat berpengaruh kepada kinerja kita nantinya, seperti mengetahui kekuatan tim perusahaan, kualitas SDM nya, bagaimana cara mereka berkomunikasi dan masalah etika. Untuk masalah etika, tidak ada standard mutlak apa yang terbaik dalam budaya organisasi. Tujuan yang berbeda dan struktur organisasi menentukan sisi menarik dari perusahaan tidak sama. Yang terpenting, dengan mengetahui budaya organisasi, kita menjadi tahu apa yang dibutuhkan perusahaan dari kemampuan kita.
2. How Should I Learn?
Baca semua hal yang bisa Anda temukan tentang lembaga tersebut, sebaiknya Anda menyertakan sisi kritis ketika membacanya. Lembaga memiliki visi formal, yang sering disebut sebagai topik budaya perusahaan. Saat fase wawancara, sebenarnya Anda mempunyai peluang untuk mengetahui budaya orang-orang dalam berorganisasi. Namun hal itu belum bisa menjadi tolak ukur, karena pengalaman bekerja tiap-tiap orang berbeda, dan mempengaruhi tindak tanduknya.
3. When Should I Learn?
Sulit untuk belajar tentang budaya perusahaan pada tahap awal pencarian Anda. Tapi kesan pada saat Anda wawancara bisa menjadi awal pengenalan organisasi baru tersebut. Budaya kerja merupakan masa depan perusahaan itu sendiri, sehingga Anda mempunyai tugas belajar lebih cepat untuk mengetahui tentang organisasi, apa saja perspektif atau acuan atasan Anda dan cari tahu cara agar dapat berhasil di sana. Seharusnya budaya ini dapat menjadi pencerahan yang positif bagi sinergi perusahaan. Sekarang, apakah budaya berperan besar untuk pencarian pekerjaan Anda? Cari tahu sebelum Anda membuat keputusan.
Semoga bermanfaat dan salam sukses untuk rekan-rekan sekalian!
Tim LoKerNesia